Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Manusia Biasa

0

Posted by Octia Nuraeni | Posted in

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dikatakan demikian karena manusia memiliki akal pikiran dan nafsu. Manusia diciptakan di bumi untuk mengemban tugas mulia yakni menjadi seorang khalifah bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Setiap manusia diberikan kemampuan untuk berpikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Manusia juga dilengkapi dengan berbagai macam alat indera. Diantaranya mata yang kita gunakan untuk melihat, mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, hidung untuk bernafas, dan sepasang tangan dan kaki untuk melakukan aktivitas. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, kita harus hidup bermasyarakat, saling tolong menolong serta saling menghargai diantara sesama .Oleh karena itu kita harus menjalani hidup ini dengan benar, seperti aturan yang ditetapkan oleh Tuhan tanpa harus merasa terbebani, melainkan dituntut untuk selalu bersyukur atas semua nikmat dan anugerah yang diberikan oleh-Nya.

Tuhan menciptakan manusia dengan beraneka ragam bentuk, karakter sifat dan bermacam-macam suku bangsa serta bahasa. Namun dengan adanya perbedaan yang ada bukanlah menjadi suatu penghalang bagi seseorang untuk dapat bersatu dan membina suatu hubungan yang baik walaupun berasal dari suku bangsa yang berbeda. Misalnya saja hubungan dua insan manusia yang berasal dari dua suku yang berbeda yaitu suku Jawa dan suku Sunda. Meskipun ada perbedaan pandangan, mereka tetap bisa saling menghargai. Hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Setahun kemudian lahirlah aku. Seorang bayi mungil nan lucu yang berjenis kelamin perempuan,dari pasangan Jajang randi dan Murtini Wuryaningsih. Tepatnya pada tanggal 29 Oktober 1992 di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta Pusat. Tia,,,itulah panggilan namaku. Sejak kecil aku dirawat dan dibesarkan oleh kedua orang tuaku.

Saat berumur 5 tahun aku bersekolah di Taman Kanak-kanak Nurul Ikhlas, ketika umurku 6 tahun orang tuaku menyekolahkanku d SD Harapan Jaya XIII. Setelah lulus SD aku melanjutkan ke jenjang SLTP yaitu SMP Negeri 5 Bekasi. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan dua orang adikku,Alivia dan Irfan di sebuah rumah sederhana dan nyaman setidaknya untuk kami sekeluarga. Rumah kami berada di wilayah Bekasi Utara tepatnya d Jalan nusantara 3 dengan no rumah 3. Aku anak pertama dari tiga bersaudara, tak jarang diantara kami bertiga sering terjadi pertengkaran. Namun sebagai anak sulung aku selalu berusaha untuk menjadi kakak yang baik bagi mereka. Saat terjadi pertengkaran diantara kami aku yang harus mengalah kepada adik-adikku. Memiliki saudara itu sangat menyenangkan karena kita bisa saling berbagi dengannya.
Setelah lulus SMP aku memutuskan untuk bersekolah di Jakarta karena aku merasa bosan sejak kecil harus berada di daerah yang terkenal dengan panas dan macetnya meskipun tidak berbeda jauh dengan keadaan di Ibu kota. Aku merasa bahagia dan bersyukur saat dinyatakan lulus SMP dengan nilai UAN yang cukup memuaskan. Akupun mencoba mendaftar di SMAN 1 Jakarta dan SMAN 5 Jakarta, setelah melalui PSB Online akhirnya aku masuk dan terdaftar menjadi siswa baru di SMAN 5 Jakarta dengan urutan 25 dari 329 siswa yang mendaftar. Perasaanku saat itu senang, tapi terlintas juga dalam pikiranku perasaan sedih jika aku bersekolah di sana maka aku akan berada jauh dari orang tuaku serta adik-adikku karena aku akan tinggal bersama saudaraku.
Hari demi hari aku lalui bersama teman-temanku, selama 3 bulan kegiatanku berlangsung tanpa pengawasan langsung dari orang tuaku,banyak hal yang berubah pada diriku. Mungkin saja karena pengaruh lingkungan dan pergaulan dari teman-teman sekolahku sehingga aku menjadi pribadi yang berbeda tidak seperti saat di rumah. Aku mulai menyadari bahwa semua yang aku lakukan membuat kesan yang berbeda pada diriku, ini bukan diriku. Sejak saat itu aku bertekad untuk membenahi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aku berpikir bahwa lebih baik aku harus tetap berada dalam pengawasan orang tuaku secara langsung, karena memang lebih baik tinggal bersama keluarga sendiri dari pada dengan orang lain walaupun masih ada ikatan saudara. Akhirnya selama bersekolah di sana aku pergi dan pulang sekolah dengan mengendarai sepeda motor. Tidak jarang aku menemui hambatan saat berada di perjalanan menuju ke sekolah. Mulai dari ban motor yang bocor karena terkena ranjau sampai kecelakaaan motor .

Alhamdulillah sampai kelulusan SMA semua itu dapat aku jalani dengan perasaan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Banyak sekali pengalaman yang aku dapat bersama orang-orang terdekat dan sahabat-sahabatku pada saat masa-masa sekolah dulu. Setelah lulus SMA aku pun masih harus menyiapkan diri untuk mengikuti tes masuk dari PTN, SIMAK UI dan SNMPTN. Aku mengisi liburan sekolah dengan belajar dan sebagian besar kegiatan itu aku lakukan di rumah. Namun Tuhan berkehendak lain, aku gagal masuk Perguruan Tinggi Negeri dan tidak lulus dalam mengikuti SNMPTN .Aku selalu berdoa dan berusaha agar aku diberikan kesabaran dan kekuatan untuk mendapat yang terbaik .

Orang tua serta teman-temanku menyarankan kepadaku untuk tidak putus asa dan mencoba sesuatu yang lain. Mereka menyuruhku untuk mengambil beasiswa yang diadakan oleh Universitas Gunadarma. Setelah aku mencari informasi dan browsing ke internet ternyata memang benar bahwa Universitas Gunadarma merupakan Perguruan Tinggi Swasta yang berada d peringkat ke-5 diantara Perguruan Tinggi lainnya di Indonesia dengan akreditasi A. Aku memutuskan untuk mengikuti saran dari orang tuaku dan teman-temanku untuk memilih dan mendaftar di Universitas Gunadarama, selain itu kampus gunadarma juga dekat dengan rumahku sehingga bisa menghemat waktu dan aku memilih fakultas Teknologi Industri jurusan Teknik Informatika.
Setelah menjadi mahasiswa Gunadarma, aku merasakan banyak perbedaan mulai dari lingkungan dan cara berpikir. Kita dituntut untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif jika ingin menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam bidang apapun. Tekadku semakin bulat bahwa aku harus tetap berjuang dan membuat orang tuaku bangga. Itu dapat dilakukan dengan cara aku mengikuti masa perkuliahan dengan baik dan bertanggung jawab. Namun aku juga masih harus banyak belajar dari pengalaman hidupku karena semua yang akan aku capai membutuhkan sebuah proses dan bimbingan serta dukungan dari orang-orang terdekat. Semoga saja harapan yang selama ini aku inginkan dapat terwujud, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berusaha karena semua yang akan terjadi adalah kehendak Tuhan.