Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Masyarakat dan Pengaruh Peradaban Zaman

Dalam kesempatan kali ini saya akan menuliskan tulisan tentang masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial Dasar.

PENGERTIAN MASYARAKAT
Pengertian dari masyarakat adalah sekelompok manusia yang sudah bertempat tinggal lama di suatu daerah yang memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap orang dan terdapat di dalam lingkungan itu sendiri demi terwujudnya suatu tujuan bersama.

Masyarakat perkotaan adalah sekelompok manusia yang tinggal di wilayah perkotaan. Banyak hal-hal yang membedakan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan mulai dari gaya hidup dan kepribadiannya. Masyarakat perkotaan disebut juga urban community.
Ada beberapa ciri menonjol yang ada pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Kehidupan keagamaan pada masyarakat perkotaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan di pedesaan. Cara kehidupan masyarakat perkotaan cenderung ke arah duniawi dan kesenangan, bila dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke arah keagamaan.
2. Orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan unuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan jelas di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.


Sedangkan masyarakat pedesaan adalah sekolompok manusia yang tinggal di wilayah pedesaan.
Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan sebagai berikut :
1) Mempunyai pergaulan hidup yang luas dengan siapa pun karena tidak terlalu membeda-bedakan status sosial.
2) Lebih patuh dan bertanggung jawab terhadap norma-norma yang berlaku.
3) Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
4) System kehidupan umunya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinshaft atau paguyuban).
5) Sebagian besar hidup dari pertanian
6) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.
7) Kurang paham dan tidak mengerti dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini.



PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam. Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian. Pada umumnya mata pencaharian di dearah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk. Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas. Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial. Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.
7. Pelapisan Sosial. Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tidak resmi antara masyarakat desa dan kota:
• pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
• pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
• masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
• ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dengan perpindahan yang disebabkan oleh pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
• banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah
• waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
• bepergian setiap hari di dalam atau di luar
• waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial
• masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
• dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif
Pengawasan Sosial.
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian.
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masing-masing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.

PERBEDAAN DESA DAN KOTA
1) Jumlah dan kepadatan penduduk
2) Lingkungan hidup
3) Mata pencaharian
4) Corak kehidupan sosial
5) Stratifikasi sosial
6) Mobilitas sosial
7) Pola interaksi sosial
8)Solidaritas sosial dan
9) Kedudukan dalam hirarki system administrasi nasional

HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan.
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

  • Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
  • Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
  • Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
  • Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
  • Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.

B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Seperti yang telah di kemukakan oleh para ahli bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Gejala-gejala social yang sering diistilahkan dengan :
a) Konflik (pertengkaran) Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang sebenarnya dalam masyarakat pedesaaan aadalah penuh masalah dan banyak ketegangan.
b) Kontraversi (pertentangan). Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
c) Kompetisi (persaingan). Sesuai denga nkodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia bias any yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu persaingan bisa menjadi positif dan negative.
d) Kegiatan pada masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi sangat lah jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas.

Opini :
Kehidupan masyarakat semakin lama semakin berubah. Pengaruh peradaban zaman telah membuat perbedaan diantara masyarakat itu. Kita mengenalnya dengan istilah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Pengertian dari masyarakat juga telah dijelaskan pada tulisan diatas. Ternyata banyak sekali hal-hal yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Bahkan di samping itu,terdapat hubungan yang erat, sifat saling ketergantungan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan, karena saling membutuhkan.
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat yang baik dan taat pada peraturan serta undang-undang yang berlaku hendaknya saling tolong menolong dan tidak boleh bersifat individualisme. Walaupun adakalanya sifat individualisme itu dibutuhkan. Namun pada hakikatnya setiap manusia adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita menjalin suatu kerukunan dan kedamaian tentu saja kita juga yang akan merasakan manfaat dari hubungan harmonis itu. Mari kita saling bersatu padu dan berpegang teguh jangan mudah tercerai berai hanya karena perbedaan dari pengaruh peradaban yang sudah terjadi dan memasuki wilayah Indonesia ini. Jadikanlah suatu perbedaan itu sebagai keanekaragaman yang dapat mengaplikasikan semboyan bangsa ini jangan hanya dijadikan tolak ukur dari suatu penilaian dan kesombongan manusia semata.

Sumber :
Harwantiyoko, 1996, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma : Jakarta.
http://ariefsz.blogspot.com/2010/04/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat.html
http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/masyarakat-perkotaan-dan-pedesaan/ Dalam kesempatan kali ini saya akan menuliskan tulisan tentang masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial Dasar.

PENGERTIAN MASYARAKAT
Pengertian dari masyarakat adalah sekelompok manusia yang sudah bertempat tinggal lama di suatu daerah yang memiliki aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap orang dan terdapat di dalam lingkungan itu sendiri demi terwujudnya suatu tujuan bersama.

Masyarakat perkotaan adalah sekelompok manusia yang tinggal di wilayah perkotaan. Banyak hal-hal yang membedakan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan mulai dari gaya hidup dan kepribadiannya. Masyarakat perkotaan disebut juga urban community.
Ada beberapa ciri menonjol yang ada pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1. Kehidupan keagamaan pada masyarakat perkotaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan di pedesaan. Cara kehidupan masyarakat perkotaan cenderung ke arah duniawi dan kesenangan, bila dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat desa yang cenderung ke arah keagamaan.
2. Orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan-kemungkinan unuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa.
5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan jelas di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.


Sedangkan masyarakat pedesaan adalah sekolompok manusia yang tinggal di wilayah pedesaan.
Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan sebagai berikut :
1) Mempunyai pergaulan hidup yang luas dengan siapa pun karena tidak terlalu membeda-bedakan status sosial.
2) Lebih patuh dan bertanggung jawab terhadap norma-norma yang berlaku.
3) Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
4) System kehidupan umunya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinshaft atau paguyuban).
5) Sebagian besar hidup dari pertanian
6) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.
7) Kurang paham dan tidak mengerti dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini.



PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam. Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian. Pada umumnya mata pencaharian di dearah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk. Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas. Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial. Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi sosial.
7. Pelapisan Sosial. Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.

Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tidak resmi antara masyarakat desa dan kota:
• pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak system pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
• pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar dan sebaliknya.
• masyarakat perdesaan cenderung pada kelas tengah.
• ketentuan kasta dan contoh perilaku.
Mobilitas Sosial.
Mobilitas berkaitan dengan perpindahan yang disebabkan oleh pendidikan kota yang heterogen, terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan.
• banyak penduduk yang pindah kamar atau rumah
• waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk bepergian per satuan
• bepergian setiap hari di dalam atau di luar
• waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan di daerah perdesaan Interaksi Sosial
• masyarakat pedesaan lebih sedikit jumlahnya
• dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif maupun secara kualitatif
Pengawasan Sosial.
Di kota pengawasan lebih bersifat formal, pribadi dan peraturan lebih menyangkut masalah pelanggaran
Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota
Standar Kehidupan
Di kota tersedia dan ada kesanggupan dalam menyediakan kebutuhan tersebut, di desa tidak demikian.
Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial pada masyarakat perdesaan dan perkotaan banyak ditentukan oleh masing-masing faktor yang berbeda
Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku.

PERBEDAAN DESA DAN KOTA
1) Jumlah dan kepadatan penduduk
2) Lingkungan hidup
3) Mata pencaharian
4) Corak kehidupan sosial
5) Stratifikasi sosial
6) Mobilitas sosial
7) Pola interaksi sosial
8)Solidaritas sosial dan
9) Kedudukan dalam hirarki system administrasi nasional

HUBUNGAN DESA DAN KOTA
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan.
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
  • Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
  • Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
  • Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
  • Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
  • Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota. Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya.
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak, maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya.

B. HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN
Seperti yang telah di kemukakan oleh para ahli bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Gejala-gejala social yang sering diistilahkan dengan :
a) Konflik (pertengkaran) Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang sebenarnya dalam masyarakat pedesaaan aadalah penuh masalah dan banyak ketegangan.
b) Kontraversi (pertentangan). Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic).
c) Kompetisi (persaingan). Sesuai denga nkodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia bias any yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu persaingan bisa menjadi positif dan negative.
d) Kegiatan pada masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi sangat lah jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas.

Opini :
Kehidupan masyarakat semakin lama semakin berubah. Pengaruh peradaban zaman telah membuat perbedaan diantara masyarakat itu. Kita mengenalnya dengan istilah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Pengertian dari masyarakat juga telah dijelaskan pada tulisan diatas. Ternyata banyak sekali hal-hal yang membedakan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Bahkan di samping itu,terdapat hubungan yang erat, sifat saling ketergantungan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan, karena saling membutuhkan.
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat yang baik dan taat pada peraturan serta undang-undang yang berlaku hendaknya saling tolong menolong dan tidak boleh bersifat individualisme. Walaupun adakalanya sifat individualisme itu dibutuhkan. Namun pada hakikatnya setiap manusia adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Jika kita menjalin suatu kerukunan dan kedamaian tentu saja kita juga yang akan merasakan manfaat dari hubungan harmonis itu. Mari kita saling bersatu padu dan berpegang teguh jangan mudah tercerai berai hanya karena perbedaan dari pengaruh peradaban yang sudah terjadi dan memasuki wilayah Indonesia ini. Jadikanlah suatu perbedaan itu sebagai keanekaragaman yang dapat mengaplikasikan semboyan bangsa ini jangan hanya dijadikan tolak ukur dari suatu penilaian dan kesombongan manusia semata.

Sumber :
Harwantiyoko, 1996, MKDU Ilmu Sosial Dasar, Gunadarma : Jakarta.
http://ariefsz.blogspot.com/2010/04/masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat.html
http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/masyarakat-perkotaan-dan-pedesaan/

Comments (0)