Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Untuk Mereka yang Terkasih

♥♥ IBU.. adda Surga di bawah telapak kakimu.. ♥♥

Menjadi ibu, bagi kita adalah mimpi-mimpi yang dilatih dengan kerinduan,
cinta, dan asahan rasa. Seruak cita itu adalah fithrah paling indah
yang dikaruniakan Allah. Kecenderungan , rasa, kemuliaan!
IBU...!
Mulia cukup dengan telapak
kaki perjuangan. Karena tak seorang pria pun memiliki kedudukan ini :
tak seorang pria pun! Demi Allah, tak seorang pria pun!
IBU...!
Panggilan yang begitu
menggetarkan, membiru haru, menggemakan rasa terdalam di diri setiap
wanita. Selalu dan senantiasa! Ada nuansa, cita, imaji, dan gairah
setiap kali kata tiga huruf plus tiga titik dan tanda seru itu
diteriakkan oleh sosok-sosok mungil yang menyambut kehadirannya.
IBU...!
Ini
kata tentang perempuan madrasah agung. Tempat anak-anak mempertanyakan
semesta dengan bahasa paling akrab, harapan paling memuncak, dan
keingintahuan paling dalam. Ini dermaga pengaduan paling luas saat
mereka merasa teraniaya. Ini belai paling menenteramkan saat mereka
gelisah. Dan ini dekapan paling memberi rasa aman saat mereka ketakutan.
Ibu, perpustakaan paling lengkap, kelas paling nyaman, lapangan paling
lapang, tak pernah ia bisa digantikan oleh gedung-gedung tak bernyawa.
IBU...!
Panggilan yang meneguhkan
status kemanusiaan. Dan kehormatan. Ibumu disebut tiga kali di depan,
baru ayahmu menyusul kemudian. Begitulah Rasulullah menegaskan. Ia juga
panggilan yang membawa makna perjuangan. Pegalnya membawa kandungan,
susahnya posisi berbaring, dan sakitnya melahirkan. Tapi juga senyum
manis di saat berdarah-darah mendengar tangis sang putera pecah.
IBU...!
Banyak wanita yang kini
enggan menjadi kata itu, maka kata itu pun enggan menjadi mereka. Betapa
sulit meminta wanita bersedia punya anak di Singapura misalnya. Ketika
mereka menolak janji-janji kata itu, kata Ustadz Anis Matta dalam Ayah,
menganggapnya sebagai gerbang menuju neraka, menganggapnya sebagai pintu
penjara, kata itu justru enggan membantu mereka melepaskan diri dari
jeratan kesendirian, membasuh kulit mereka yang melepuh akibat sengatan
matahari. Kata itu jadi enggan menyediakan dermaga tempat mereka
menambat perahu hati, berlabuh dari galau kehidupan.
IBU...!
Mungkin memang tak
sesederhana itu. Karena posisi ibu adalah anugerah, yang keimanan pun
bukan jaminan Allah pasti mengaruniakannya pada kita. Persis sebagaimana
‘Aisyah, Hafshah, Zainab binti Jahsy, dan lainnya. Ya, tapi mereka kan
ummahatul mukminin, ibu dari semua orang beriman, kata kita. Pada posisi
ini, memang. Tetapi mengandung, melahirkan, menyusui, menimang adalah
bagian dari saat yang dinanti bersama hakikat kata Ibu..! Itu yang juga
tak dirasai oleh ‘Aisyah sekalipun.Atau terkadang penantian panjang,
kegelisahan, kecemasan, dan kata seterusnya jika panggilan itu tak
segera hadir adalah ujian lain dari Allah. Alasan kesehatan, kerawanan
melahirkan pada usia tertentu, menjadi gurita kecemasan lain yang
mencoraki ujian itu. Lalu Allah menjawab di antara doa hambaNya, isteri
Ibrahim dengan si shalih Ishaq, isteri ‘Imran dengan si suci Maryam, dan
isteri Zakariyya dengan si ‘alim Yahya. Setelah penantian panjang, doa
yang menghiba, dan rasa yang tersembilu...
IBU...!
Lepas dari itu, sekali lagi adalah menakjubkan
urusan orang mukmin. Persis seperti kata Rasulullah, menakjubkan! Karena
setiap halnya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi kecuali bagi orang
mukmin. Jika disinggahi nikmat, ia bersyukur, maka kesyukuran itu baik
baginya. Jika ditamui musibah ia bersabar, maka sabar itu baik baginya.
Jika syukur dan sabar itu dua ekor tunggangan, kata ‘Umar, aku tak
peduli harus mengendarai yang mana.Menjadi ibu hakiki, yang
melahirkan ataupun tidak, setelah ikhtiar paling gigih, doa paling
tulus, dan tawakkal paling terpasrah, adalah kemuliaan tanpa berkurang
sepeserpun. Tidak sedikitpun. Semuanya mulia.
IBU...!
Melodi paling harmoni yang
menggemakan jagad dengan jihad agungnya.

(Baarakallaahu Laka, Bahagianya Merayakan
Cinta, Salim A. Fillah)

Bila kuingat
masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau
berikan padaku
Tanpa letih
dan tanpa pamrihKau berikan
semua itu
Engkaulah yang
kukasihi
Engkaulah yang
kurinduKuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU…
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU…
(Ingatlah
Ibu_Shoutul Haq)

Ya Allah, cintai
Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu...,. Ampunilah segala dosa-dosanya dan
sayangilah beliau sebagaimana
beliau menyayangi aku selagi aku kecil. Betapa aku sangat mencintainya,
begitu mencintainya…
"Titip
Ibuku ya Allah"“Jagalah
beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”

♥♥ Hati Seorang Ayah ♥♥
Suatu ketika ada seorang anak
perempuan yg bertanya kepada ayahnya,
tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya
yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai
suara batuknya ayahnya khas.

Anak perempuan itu bertanya
kepada ayahnya, : “ayah, kenapa wajah
ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???”
demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda,
Si ayah menjawab ” Karena aku lelaki “

Anak perempuan itu berkata sendirian
” aku tidak mengerti”
dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya
bingung dan ga mengerti.

Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan
dibelainya rambut anaknya sambil
menepuk bahunya dan berkata “Anakku kamu memang belum mengerti
tentang lelaki “. Demikian bisik sang ayah yang membuat
anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu dan ia
mendapatkan ibunya lalu bertanya
kepada ibunya “Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari
kian
membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan
atau rasa sakit ???”

Ibunya menjawab “Anakku, jika
memang seorang lelaki bertanggung
jawab terhadap
keluarga itu memang akan demikian “.

Hanya itu jawaban si ibu dan anak
itupun kemudian tumbuh dan menjadi
dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah
ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya
membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi,
dan didalam mimpinya ia seolah-olah
ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas,
itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu
ia cari.

“Saat kuciptakan lelaki, AKU
membuatnya sebagai pemimpin keluarga,
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia
senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya
senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi.”

“Kuciptakan bahunya yg kuat dan
berotot untuk membanting tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat
untuk melindungi seluruh keluarganya.”

“Kuberi kemauan kepadanya agar
selalu berusaha mencari sesuap nasi yg
berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih,
walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,”

“Kuberikan keperkasaan dan mental
baja yang akan membuat dirinya
pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat
panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia
relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat
adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil jerih payahnya.”

“Kuberikan kesabaran,ketekunan
dan dan kesungguhan yang akan membuat
dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada
keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan seringkali menerpanya.”

“Kuberikan perasaan kuat dan
gigih untuk berusaha berjuang demi
mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi
apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan
hatinya.”

“Padahal perasaannya itu pulalah
yang telah memberikan rasa aman
disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah
yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu
anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama
saudara.”

“Kuberikan kebijaksanaan dan
kemampuan kepadanya untuk memberikan
pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan
saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-
anaknya.”

“Kuberikan kebijaksanaan dan
kemampuan padanya untuk memberikan
pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang
setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu
menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun
duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan,
sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi.”

“Kuberikan kerutan diwajahnya
agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu
senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan
cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan
badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki
yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa
berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya,
kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya.”

“Kuberikan kepada lelaki tanggung
jawab penuh sebagai pemimpin
keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-
baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki.
walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat.”

Terkejut anak dari tidurnya dan
segera ia berlari, berlutut dan
berdo’a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya
yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam
dan mencium telapak tangan ayahnya.

“AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH”

Bila ayah masih hidup jangan
sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan
gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang
telah dirintisnya, dan do’akan agar ALLAH SWT selalu menjaganya dengan
sebaik-baiknya. ♥♥ IBU.. adda Surga di bawah telapak kakimu.. ♥♥

Menjadi ibu, bagi kita adalah mimpi-mimpi yang dilatih dengan kerinduan,
cinta, dan asahan rasa. Seruak cita itu adalah fithrah paling indah
yang dikaruniakan Allah. Kecenderungan , rasa, kemuliaan!
IBU...!
Mulia cukup dengan telapak
kaki perjuangan. Karena tak seorang pria pun memiliki kedudukan ini :
tak seorang pria pun! Demi Allah, tak seorang pria pun!
IBU...!
Panggilan yang begitu
menggetarkan, membiru haru, menggemakan rasa terdalam di diri setiap
wanita. Selalu dan senantiasa! Ada nuansa, cita, imaji, dan gairah
setiap kali kata tiga huruf plus tiga titik dan tanda seru itu
diteriakkan oleh sosok-sosok mungil yang menyambut kehadirannya.
IBU...!
Ini
kata tentang perempuan madrasah agung. Tempat anak-anak mempertanyakan
semesta dengan bahasa paling akrab, harapan paling memuncak, dan
keingintahuan paling dalam. Ini dermaga pengaduan paling luas saat
mereka merasa teraniaya. Ini belai paling menenteramkan saat mereka
gelisah. Dan ini dekapan paling memberi rasa aman saat mereka ketakutan.
Ibu, perpustakaan paling lengkap, kelas paling nyaman, lapangan paling
lapang, tak pernah ia bisa digantikan oleh gedung-gedung tak bernyawa.
IBU...!
Panggilan yang meneguhkan
status kemanusiaan. Dan kehormatan. Ibumu disebut tiga kali di depan,
baru ayahmu menyusul kemudian. Begitulah Rasulullah menegaskan. Ia juga
panggilan yang membawa makna perjuangan. Pegalnya membawa kandungan,
susahnya posisi berbaring, dan sakitnya melahirkan. Tapi juga senyum
manis di saat berdarah-darah mendengar tangis sang putera pecah.
IBU...!
Banyak wanita yang kini
enggan menjadi kata itu, maka kata itu pun enggan menjadi mereka. Betapa
sulit meminta wanita bersedia punya anak di Singapura misalnya. Ketika
mereka menolak janji-janji kata itu, kata Ustadz Anis Matta dalam Ayah,
menganggapnya sebagai gerbang menuju neraka, menganggapnya sebagai pintu
penjara, kata itu justru enggan membantu mereka melepaskan diri dari
jeratan kesendirian, membasuh kulit mereka yang melepuh akibat sengatan
matahari. Kata itu jadi enggan menyediakan dermaga tempat mereka
menambat perahu hati, berlabuh dari galau kehidupan.
IBU...!
Mungkin memang tak
sesederhana itu. Karena posisi ibu adalah anugerah, yang keimanan pun
bukan jaminan Allah pasti mengaruniakannya pada kita. Persis sebagaimana
‘Aisyah, Hafshah, Zainab binti Jahsy, dan lainnya. Ya, tapi mereka kan
ummahatul mukminin, ibu dari semua orang beriman, kata kita. Pada posisi
ini, memang. Tetapi mengandung, melahirkan, menyusui, menimang adalah
bagian dari saat yang dinanti bersama hakikat kata Ibu..! Itu yang juga
tak dirasai oleh ‘Aisyah sekalipun.Atau terkadang penantian panjang,
kegelisahan, kecemasan, dan kata seterusnya jika panggilan itu tak
segera hadir adalah ujian lain dari Allah. Alasan kesehatan, kerawanan
melahirkan pada usia tertentu, menjadi gurita kecemasan lain yang
mencoraki ujian itu. Lalu Allah menjawab di antara doa hambaNya, isteri
Ibrahim dengan si shalih Ishaq, isteri ‘Imran dengan si suci Maryam, dan
isteri Zakariyya dengan si ‘alim Yahya. Setelah penantian panjang, doa
yang menghiba, dan rasa yang tersembilu...
IBU...!
Lepas dari itu, sekali lagi adalah menakjubkan
urusan orang mukmin. Persis seperti kata Rasulullah, menakjubkan! Karena
setiap halnya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi kecuali bagi orang
mukmin. Jika disinggahi nikmat, ia bersyukur, maka kesyukuran itu baik
baginya. Jika ditamui musibah ia bersabar, maka sabar itu baik baginya.
Jika syukur dan sabar itu dua ekor tunggangan, kata ‘Umar, aku tak
peduli harus mengendarai yang mana.Menjadi ibu hakiki, yang
melahirkan ataupun tidak, setelah ikhtiar paling gigih, doa paling
tulus, dan tawakkal paling terpasrah, adalah kemuliaan tanpa berkurang
sepeserpun. Tidak sedikitpun. Semuanya mulia.
IBU...!
Melodi paling harmoni yang
menggemakan jagad dengan jihad agungnya.

(Baarakallaahu Laka, Bahagianya Merayakan
Cinta, Salim A. Fillah)

Bila kuingat
masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau
berikan padaku
Tanpa letih
dan tanpa pamrihKau berikan
semua itu
Engkaulah yang
kukasihi
Engkaulah yang
kurinduKuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU…
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU…
(Ingatlah
Ibu_Shoutul Haq)

Ya Allah, cintai
Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu...,. Ampunilah segala dosa-dosanya dan
sayangilah beliau sebagaimana
beliau menyayangi aku selagi aku kecil. Betapa aku sangat mencintainya,
begitu mencintainya…
"Titip
Ibuku ya Allah"“Jagalah
beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”

♥♥ Hati Seorang Ayah ♥♥
Suatu ketika ada seorang anak
perempuan yg bertanya kepada ayahnya,
tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya
yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai
suara batuknya ayahnya khas.

Anak perempuan itu bertanya
kepada ayahnya, : “ayah, kenapa wajah
ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???”
demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda,
Si ayah menjawab ” Karena aku lelaki “

Anak perempuan itu berkata sendirian
” aku tidak mengerti”
dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya
bingung dan ga mengerti.

Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan
dibelainya rambut anaknya sambil
menepuk bahunya dan berkata “Anakku kamu memang belum mengerti
tentang lelaki “. Demikian bisik sang ayah yang membuat
anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu dan ia
mendapatkan ibunya lalu bertanya
kepada ibunya “Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari
kian
membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan
atau rasa sakit ???”

Ibunya menjawab “Anakku, jika
memang seorang lelaki bertanggung
jawab terhadap
keluarga itu memang akan demikian “.

Hanya itu jawaban si ibu dan anak
itupun kemudian tumbuh dan menjadi
dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah
ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya
membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi,
dan didalam mimpinya ia seolah-olah
ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas,
itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu
ia cari.

“Saat kuciptakan lelaki, AKU
membuatnya sebagai pemimpin keluarga,
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia
senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya
senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi.”

“Kuciptakan bahunya yg kuat dan
berotot untuk membanting tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat
untuk melindungi seluruh keluarganya.”

“Kuberi kemauan kepadanya agar
selalu berusaha mencari sesuap nasi yg
berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih,
walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,”

“Kuberikan keperkasaan dan mental
baja yang akan membuat dirinya
pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat
panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia
relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat
adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil jerih payahnya.”

“Kuberikan kesabaran,ketekunan
dan dan kesungguhan yang akan membuat
dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada
keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan seringkali menerpanya.”

“Kuberikan perasaan kuat dan
gigih untuk berusaha berjuang demi
mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi
apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan
hatinya.”

“Padahal perasaannya itu pulalah
yang telah memberikan rasa aman
disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah
yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu
anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama
saudara.”

“Kuberikan kebijaksanaan dan
kemampuan kepadanya untuk memberikan
pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan
saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-
anaknya.”

“Kuberikan kebijaksanaan dan
kemampuan padanya untuk memberikan
pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang
setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu
menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun
duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan,
sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi.”

“Kuberikan kerutan diwajahnya
agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu
senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan
cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan
badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki
yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa
berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya,
kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya.”

“Kuberikan kepada lelaki tanggung
jawab penuh sebagai pemimpin
keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-
baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki.
walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat.”

Terkejut anak dari tidurnya dan
segera ia berlari, berlutut dan
berdo’a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya
yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam
dan mencium telapak tangan ayahnya.

“AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH”

Bila ayah masih hidup jangan
sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan
gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang
telah dirintisnya, dan do’akan agar ALLAH SWT selalu menjaganya dengan
sebaik-baiknya.

Comments (0)