Di pagi hari, aku berlari mengelilingi taman dengan beberapa kaliputaran. Setelah itu, aku pun berhenti sejenak di bawah pohon yang rindang. Letaknya di pojok taman. Di sana akumencoba memandangi sekeliling taman, banyak orang di pagi hari yang menikmatisuasana di sini. Apalagi hari ini hari libur, pasti akan semakin bertambahramai.
Karunia Tuhan memang luar biasa, tanpa memandangbagaimana prosesnya. Tuhan memang indah dan Dia hanya menyukai keindahan.Seperti setiap ciptaan-Nya, tak ada ciptaan yang tak ada gunanya. Coba rasakanlah udara sejuk di pagi hariyang kita hirup. Seberapa banyak yang pernah kita ambil untuk memenuhikebutuhan kita. Dan berapa banyak uang yang kita butuhkan untuk membayarnya?Ini merupakan kalimat retoris yang tentunya, kita sendiri sudah tahujawabannya.
Hanya manusia yang mengenal keindahan yang mampumenikmatinya. Lihatlah taman yang indah dengan bunga-bunga. Itu pun perawatannyayang dilakukan dengan cara yang indah. Berapa banyak lebah dan kupu-kupu yangsinggah, dan berapa banyak lagi binatang yang hidup dalam komunitas tamantersebut. Kalau kita menjadi manusia dan hamba Tuhan yang berakal tentunya,kita akan selalu bersyukur atas keindahan yang telah diciptakan.
Banyak para pujangga dan orang-orang yang merasadirinya puitis telah menuliskan keindahan dalam bait-bait yang teralun harmonisdi setiap katanya. Atau pun seorang penulis lagu yang mengartikan keindahandalam setiap bait dalam liriknya dan harmonisasi sebuah alunan melodi. Mungkinberbeda lagi dengan seorang pelukis yang mengekspresikan keindahan lewatsentuhan kuas yang menjadikannya ekspresif dalam kanvas.
Sekarang, apa yang menjadi pokok dalam hidup iniadalah menjadi khalifah. Seperti apakah pemimpin yang kita harapkan dalam dirikita sendiri. Karena kita tahu, bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dengancara yang indah. Masihkah kita mampu menjaga keindahan alam yang diciptakantanpa harus merusaknya. Mungkinkah kita masih bisa menjadi khalifah ataupemimpin yang melayani penduduknya dengan cara yang indah. Mungkin tak perlu untuk bersusah payah memikirkankeindahan alam yang memang tak akan sanggup kita jaga jika hanya seorangindividu yang bekerja. Lihatlah saja dari diri kita sendiri. Sudahkah kitamenjaga keindahan yang ada didalam diri kita? Apa yang akan terjadi bilakeindahan yang sudah kita miliki diambil kembali oleh pemilik-Nya? Tentunyahanya perasaan kesal dan penyesalan yang akan menghantui kita. Oleh karena itu,merawat keindahan tidak perlu dalam hal besar, kita bisa melihat dan memulainyadengan menjaga keindahan dari hal kecil yang berada disekitar kita. Namun itu semua terserah pada diri kita masing-masing. Dengan kesadaranyang kita miliki, kita akan mengerti dan memahami bagaimana mengartikan serta menjaga keindahan ciptaan Tuhan.
Di pagi hari, aku berlari mengelilingi taman dengan beberapa kaliputaran. Setelah itu, aku pun berhenti sejenak di bawah pohon yang rindang. Letaknya di pojok taman. Di sana akumencoba memandangi sekeliling taman, banyak orang di pagi hari yang menikmatisuasana di sini. Apalagi hari ini hari libur, pasti akan semakin bertambahramai.
Karunia Tuhan memang luar biasa, tanpa memandangbagaimana prosesnya. Tuhan memang indah dan Dia hanya menyukai keindahan.Seperti setiap ciptaan-Nya, tak ada ciptaan yang tak ada gunanya. Coba rasakanlah udara sejuk di pagi hariyang kita hirup. Seberapa banyak yang pernah kita ambil untuk memenuhikebutuhan kita. Dan berapa banyak uang yang kita butuhkan untuk membayarnya?Ini merupakan kalimat retoris yang tentunya, kita sendiri sudah tahujawabannya.
Hanya manusia yang mengenal keindahan yang mampumenikmatinya. Lihatlah taman yang indah dengan bunga-bunga. Itu pun perawatannyayang dilakukan dengan cara yang indah. Berapa banyak lebah dan kupu-kupu yangsinggah, dan berapa banyak lagi binatang yang hidup dalam komunitas tamantersebut. Kalau kita menjadi manusia dan hamba Tuhan yang berakal tentunya,kita akan selalu bersyukur atas keindahan yang telah diciptakan.
Banyak para pujangga dan orang-orang yang merasadirinya puitis telah menuliskan keindahan dalam bait-bait yang teralun harmonisdi setiap katanya. Atau pun seorang penulis lagu yang mengartikan keindahandalam setiap bait dalam liriknya dan harmonisasi sebuah alunan melodi. Mungkinberbeda lagi dengan seorang pelukis yang mengekspresikan keindahan lewatsentuhan kuas yang menjadikannya ekspresif dalam kanvas.
Sekarang, apa yang menjadi pokok dalam hidup iniadalah menjadi khalifah. Seperti apakah pemimpin yang kita harapkan dalam dirikita sendiri. Karena kita tahu, bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dengancara yang indah. Masihkah kita mampu menjaga keindahan alam yang diciptakantanpa harus merusaknya. Mungkinkah kita masih bisa menjadi khalifah ataupemimpin yang melayani penduduknya dengan cara yang indah. Mungkin tak perlu untuk bersusah payah memikirkankeindahan alam yang memang tak akan sanggup kita jaga jika hanya seorangindividu yang bekerja. Lihatlah saja dari diri kita sendiri. Sudahkah kitamenjaga keindahan yang ada didalam diri kita? Apa yang akan terjadi bilakeindahan yang sudah kita miliki diambil kembali oleh pemilik-Nya? Tentunyahanya perasaan kesal dan penyesalan yang akan menghantui kita. Oleh karena itu,merawat keindahan tidak perlu dalam hal besar, kita bisa melihat dan memulainyadengan menjaga keindahan dari hal kecil yang berada disekitar kita. Namun itu semua terserah pada diri kita masing-masing. Dengan kesadaranyang kita miliki, kita akan mengerti dan memahami bagaimana mengartikan serta menjaga keindahan ciptaan Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Comments (0)
Post a Comment